seRASA MUSLIMAH SQUAD


Cerita-cerita

seRASA MUSLIMAH SQUAD 


Assalammu'alaikum, apa kabarnya di hari Isnin ini kawan?

Aiza mau cerita nih tentang hari Minggu kemarin yang rasanya itu seru, seneng, ketawa-ketiwi, heboh, di php-in, di traktirin, ngegosipin, dapat saudari baru, pokoknya happy deh. Alhamdulillah yaa.

Berawal dari pagi-pagi sekali, Aiza chattingan sama Mia, "Aku barusan cek cucian. Ternyata cucianku banyak. Mia, kita ketemuan di Indogrosir SM. Raja jam setengah 10 aja yaa. Muun maap perubahan jadwal."

"Oke Aiza.", balasnya.

"Mia, jangan lupa bawa Al-Qur'an yaa."

"Kalok dirimu ada yang kecil, pinjam punyamu yaa. Aku ada yang besar."

"Aku juga bawa yang besar Mia."

"Ohh yaudin deh Aiza."

Kami berdua memang sudah janjian untuk pergi bersama datang ke kelas tahsin yang diselenggarakan komunitas Muslimah Squad, bersama Ustadz Fuad di Masjid Baiturrahman jam 10.00 - 12.00 wib. Info kelas tahsin ini Aiza dapat dari instagram komunitas Muslimah Squad.

***
Kami berdua pergi ke Masjid Baiturrahman naik kereta (motor) Aiza. Sesampainya di parkiran Masjid Baiturrahman melepas jacket dan helm, kami ditegur abang-abang yang sedang duduk diatas keretanya, memegang hp dan kelihatan seperti orang yang telah menunggu,

"Mau ikut kelas Tahsin ya? Benar kan ya ini tempatnya? Tapi kok sepi sekali ya tidak ada orang.", sapanya.

"Iya benar bang. Kami juga baru pertama kali mau ikut kelas ini. Kami masuk kedalam duluan ya bang."

"Oh iya iya."

"Eh Mia, bukannya kelas ini khusus akhwat ya? Terus abang itu?", bisikku.

"Oh iya ya? Aku juga ga tau. Infonya gimana?"

"Iya khusus akhwat info di instagram. Aku tadi pagi juga udah nanyak CPnya, mereka bilang gratis dan khusus akhwat terus disuruh bawa Al-Qur'an. Makanya aku bilang ke kau bawa Al-Qur'an tadi pagi.

"Oh iya."

"Emang sih yang ngajari kita nanti ustadnya laki-laki." 

Memang sih karna yang ngajar laki-laki, toh gak salah juga Aiza pikir ada murid laki-laki. Bisa jadi teman ustad pas kelas dimulai.

Sembari menunggu kelasnya dimulai, Mia shalat dhuha dahulu. Aiza lihat abang-abang yang diparkiran tadi ikut masuk dan melaksanakan shalat juga.

Menunggu sampai 45 menit alhamdulillah ada juga teman-teman yang berdatangan sekitar 4 orang, jadi jika dijumlah dengan kami berdua menjadi 6 orang. Artinya nanti bukan kami berdua saja yang belajar. 

Namun menunggu sampai 45 menit membuat kami berenam bosan dan jenuh. Sampai akhirnya abang-abang yang kami ketemu diparkiran dan ikut masuk ke masjid untuk melaksanakan shalat juga datang menghampiri kami di shaf perempuan.

"Ibu-ibu yang mau belajar tahsin ya? Hanya segini orangya. Baiklah yuk maju aja duduknya, kita duduk di bagian shaf laki-laki saja.", katanya.

"Wah, rupanya abang itu ustadnya Mia. Kita kira abang itu mau ikut belajar juga. Hahaha. Salah duga kita.", bisik Aiza.

"Iya Aiza, hahaha. Abang itu rupanya yang ngajar kita."

Selama kurang lebih satu setengah jam kami belajar tahsin dengan komposisi 6 akhwat yang belajar dan 1 ustadz. Di sela-sela belajar, selain memberika materi ustadz juga menceritakan bagaimana kisah beliau diawali mempelajari tahsin di pesantren dan sampai cenderung 'gila' selama 3 bulan karna tidak diizinkan dengan orangtuanya untuk berangkat ke Mesir. Dengan diselingi cerita, membuat kelas menjadi lebih fun dan suasana tidak kaku. Diakhir jam pelajaran, kami diberi tugas untuk menghapal surah Yasin dan setor minggu depan. 

Namun keheranan kami dari awal datang sampai selesainya kelas tahsin yakni tak ada satupun orang panitia dari komunitas Muslimah Squad yang datang sebagai penyelenggara.

Selepas kelas tahsin kami berenam mengetahui bahwa selanjutnya ada kajian khusus akhwat di masjid dan dari komunitas yang sama ba'da dzuhur. Namun yang satu beranjak langsung pulang dan tinggal kami berlima yang berniat untuk tetap hadir di kajian nanti. Kami berlima berkenalan, personel berlima tersebut diisi oleh Aiza, Mia, Kak Selri, Kak Melly dan kak Amal. Kak Selri dan Kak Melly ternyata memang sudah berteman seperti Aiza dan Mia.

Kak Amal pulang sebentar karna kebetulan rumahnya dekat dengan masjid tersebut dan nanti akan balik lagi untuk datang kekajian. Kami berempat berencana cari tempat dulu untuk makan siang. Kak Selri mengajak kami ketempat makan mie ayam langganannya dan kami pun langsung mengiyakan.

***

Selama perjalanan menuju tempat makan Aiza dan Mia banyak bertukar cerita atau tepatnya Mia yang lebih banyak cerita, hihihi. Aiza senang dengarkan Mia cerita karena dia lucu. Jadi selalu ketawa kalau dia udah cerita. Lagian kami memang sudah lama tidak berjumpa sehabis ia menikah di tahun 2018.

Sesampainya di warung mie ayam tersebut, kak Selri memesankan Aiza dan Mia bakso lalu Kak Selri sendiri dan kak Melly pesan mie ayam. Mengejutkannya makan siang hari ini ditraktir kak Selri. Hooooo, jazakillah khairan katsiran kak'e. Semoga Allah murahkan rezeki kakak. Aamiin. Ketika makan kami berempat bercerita panjang kali lebar tentang tahun lahir, kegiatan sehari-hari dan lebih banyak tentang ustadz tadi sih, hahaha.

"Kayaknya ustadznya tadi belum nikah itu ya?", tanya kak Selri.

"Iya kak dari ceritanya tadi sih kayaknya dia belum nikah?", kata Mia.

"Dia kek gitu pasti gampang dapat istri cantik. Hafidz hapal 25 juz.", kata kak Selri.

"Iya, kayak muzammil. Istrinya cantik", tambah kak Melly.

"Masa kita dibilang ibu-ibu. Setua apa rupanya wajah kita, hahaha", cerita kak Selri.

Hahahaha, Aiza rasa kak Selri orangnya memang lucu. Serius deh kak'e. Aiza ketawa-ketawa aja mulai dari tempat makan ini sampai sekarang. Banyak kalimat lucu yang kakak bilang tapi Aiza lupa pas nulis cerita di blog ini 😂. Aiza gak terlalu pandai menuliskannya layaknya cerita humor.

Setelah selesai makan kami berempat balik lagi ke masjid. Kak Amal juga sampai di masjid setelah kurang lebih 10 menit kami tiba. 

Nah sembari menunggu kajian dimulai, kami shalat dzuhur lalu bercerita panjang kali lebar lagi. Tapi tetap topiknya si ustadz tadi pagi, hahaha. Beliau bak pujaan hati kak Selri. Serius, yang disini Aiza sampai terkekeh-kekeh. Kami ukhti-ukhti yang gabut dan berisik di masjid karna menunggu kajian tak kunjung mulai. Maafkan kami yah bkm masjid 😀.

Namun keheranan kedua adalah tidak terlihat satu orang pun tanda-tanda panitia atau orang resmi dari Muslimah Squad untuk menyelenggarakan kajian ini. Kami pun resah dan gelisah bertanya-tanya apakah betul kajiannya. Kami menghubungi CP yang tersedia di instagram Muslimah Squad walhasil tidak aktif. Dan kebetulannya jamaah lain juga tidak ada yang datang untuk hadir di kajian ini, hanya kami berlima yang tetap setia menanti. seRASA MUSLIMAH SQUAD kita yaa gaaeess 💓😄.

Alhamdulillah, di pukul 2 kurang 3 menit lagi. Seorang ibu datang dan menanyakan ke kami berlima yang sedang terkekeh-kekeh dengar kak Selri cerita,

"Baru segini yang datang ya? Ini yang mau ikut kajian kan?", tanya ibu tersebut.

"Iya bu", jawab kami kompak.

Lalu Aiza tanya, "Maaf ibu. Apakah ibu yang akan mengisi kajian hari ini?"

"Iya benar. Loh belum kenal sama bunda ya?"

"Belum bunda", jawab kami bersamaan lalu bangkit untuk menyalami beliau.

"Ini yang dari Muslimah Squad kan? Siapa ketuanya?", tanya bunda.

"Gak tau bunda", jawab kami serempak.

"Kalian ada nomor kontaknya? Sebentar ya bunda hubungi sekretaris bunda dahulu".

Kami berlima juga sebenarnya terherman-herman (terheran-heran yaa 😆). Gimana ceritanya, ustadzahnya sudah di tkp tapi panitia tidak hadir seperti pagi tadi. 

Dengan kebingungan yang kami rasakan bersamaan dengan bunda, alhamdulillah beliau tetap meneruskan kajiannya. Kami pun juga menceritakan bagaimana kronologi pagi tadi yang kejadiannya sama persis dengan siang ini. Yakni tidak adanya panitia dari pihak penyelenggara ditambah tidak aktifnya CP yang mereka punya. Bunda akhirnya menyimpulkan kejadian ini seperti modus. Dalam telponnya bersama dengan sekretaris beliau, beliau akan mencari tahu siapa sebenarnya owner Muslimah Squad ini (diblacklist). Seperti tidak bertanggung jawab.

Aiza pun juga berpikir demikian betapa tidak bertanggung jawabnya pelaksanaan kegiatan ini. Bagaimana bisa kajian dibuat tapi yang buat gak ada. CP juga tidak aktif. Lalu bisa dibayakangkan jika kami berlima sudah kecewa dan memutuskan untuk pulang dan tiba-tiba bunda datang disaat kondisi masjid kosong. Betapa tidak baiknya mereka.

Akhirnya selesai juga kajian dengan bunda sampai jam setengah 4 sore dengan tema "siapa panutan kita saat ini?". Sehabis itu kami semua berfoto bersama bunda sebagai kenang-kenangan dan tanda bukti jika kajian ini tetap terlaksana walau tanpa kehadiran komunitas Muslimah Squad. Lagi-lagi seRASA MUSLIMAH SQUAD kita yaaaa gaessss, hahaha 💓😄. Seperti kami yang buat kajian ini, jadi seRASA MUSLIMAH SQUAD beneran.

Semoga apa yang kita lalui di Minggu kemarin berkah, alhamdullah dipertemukan dengan keluarga baru seperti kalian dan semoga kelas, kajian dan pertemanan kita berlanjut dan dapat menghantarkan ke syurga kelak. Aammin Allahumma Aamiin. Kita memang seRASA MUSLIMAH SQUAD 💓😄.


*Nama asli disamarkan.
*Kalimat langsung atau dialog percakapan sudah mengalami perubahan. Tidak ada yang persis sama seperti pengucapan kejadian langsung.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KAU HEBAT AIZA

02 MARET 2019, SABTU